Tentang Hollis Frampton
Hollis Frampton lahir
pada 11 Maret 1936 di Ohio, Amerika Serikat. Pada umur 9 tahun, ia telah
tertarik dengan dunia fotografi. Pada usia yang masih sangat muda, ia dihadiahi
kamera Kodak Brownie oleh pamannya yang mempengaruhi hidupnya selanjutnya. Seniman ini menempuh pendidikan di Phillips
Academy, Andover, Massachussets, tempat dimana ia bertemu dengan Carl Andre dan
Frank Stella pada tahun 1954. Pada tahun 1957, ia pindah ke Western Reserve
University di Cleveland, Ohio. Kemudian ia banyak melakukan perjalanan dari
Ohio ke Seattle dan Meksiko dengan mengendarai mobil. Pada tahun 1958, ia
memutuskan pindah ke New York dan bekerja sebagai fotografer lepas. Seniman ini
tidak pernah bisa bertahan dalam satu tempat, dalam waktu 19 bulan, ia bisa
pindah ke 13 lokasi yang berbeda. Kebiasaan berpindah ini menjadi salah satu
karakter yang paling terkenal dari Frampton. Clouds Like White Sheep adalah
filem pertamanya, sebuah filem berdurasi 25 menit yang direkam dalam format 16
mm, hitam putih. Pada tahun 1960an, Frampton menempatkan dirinya sebagai salah
seorang penggerak filem avant-garde Amerika atau “New American Cinema”. Pada
tahun 1973, Frampton mengajar di State University of New York. Di tempat ini ia mengembangkan Center for
Media Study yang diikuti oleh banyak pembuat-pembuat filem kelas dunia. Namun,
asosiasi ini hanya bertahan hingga Maret 1984, yaitu sebulan sebelum sang
seniman meninggal dunia.
Nostalgia (1971, 38 menit)), adalah karya Hollis Frampton,
salah seorang pembuat filem avant-garde asal Amerika Serikat yang
bereksperimentasi dalam bahasa visual. Karya-karyanya banyak bergaya formalis,
yang mengeksplorasi sinema “murni”. Gaya ekperimentasi sinema murni adalah
tanggapan terhadap dominasi filem yang melulu memainkan persoalan ‘keaktoran’
dan cerita—yang merupakan persoalan di luar bidang mediumnya yaitu, filem.
Filem Nostalgia adalah sebuah biografi sang seniman dengan
menghadirkan 13 dokumen foto yang masing-masing berisikan pengalaman Frampton.
Foto-foto itu dipilah menjadi bab-bab dengan latar ceritanya masing-masing.
Foto-foto tersebut diletakkan di atas kompor listrik yang sedang menyala.
Penonton diajak untuk melihat detail proses terbakarnya foto tersebut. Frampton
memasukkan suara latar (suara Frampton sendiri) saat proses itu terjadi yang
bercerita tentang sejarah masing-masing foto.
Bagi Hollis Frampton, filem memiliki fitrah durasi/waktu
(moving image), pada dasarnya tidak lepas dari satuan bangunan visual yang
berasal dari fotografi (still image). Nostalgia dapat dikatakan sebagai
ekperimentasi visual dalam konteks memori dan masa kini (sedang berlangsung).
Pada filem ini, Frampton menciptakan jarak antara memori melalui foto yang terbakar,
dan suara narator sebagai masa kini. Memori menghidupkan gambar, bukan
sebaliknya. Eksperimentasi Frampton dalam Nostalgia, setidaknya menjadi cukup
penting untuk melihat kembali fitrah filem atau fitrah mediumnya.
kesimpulan :
pada pengalaman yang dimiliki oleh Hollis Pramptont dapat
disimpulkan bahwa dia salah seorang seniman yang mempunyai keahlian dalam hal
dunia perfileman. Yaitu dia bereksperimen untuk merubah suatu objek menjadi
sinyal. ini, Frampton menciptakan jarak antara memori melalui foto yang terbakar,
dan suara narator sebagai masa kini. Memori yang dapat menghidupkan gambar, gambar yang
menghidupkan memori. Artinya juga foto
yang terbakar dikatakan atau dianggap sebagai masa lalunya sedangkan suara
naratornya dianggap masa kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar